Jumat, 17 November 2017

Pariwisata Indonesia

Pariwisata Indonesia

Alampriangan.comPariwisata merupakan sektor ekonomi penting di Indonesia. Pada tahun 2009, pariwisata tempati urutan ketiga dlm hal penerimaan devisa sesudah komoditi minyak dan gas bumi dan minyak kelapa sawit.

Menurut data tahun 2010, jumlah wisatawan mancanegara yang datang ke Indonesia sebesar 7 juta lebih atau tumbuh sebesar 10, 74% dibanding th. pada mulanya, dan menyumbangkan devisa untuk negara sebesar 7. 603, 45 juta dolar Amerika Serikat.
Pantai Jimbaran, Bali


Pantai Jimbaran, Bali

Kekayaan Alam dan Budaya

Kekayaan alam dan budaya adalah komponen penting dlm pariwisata di Indonesia. Alam Indonesia mempunyai gabungan iklim tropis, 17. 508 pulau yang 6. 000 diantaranya tak dihuni, dan garis pantai terpanjang ketiga didunia sesudah Kanada dan Uni Eropa.
Indonesia juga adalah negara kepulauan paling besar dan berpenduduk paling banyak didunia. Pantai-pantai di Bali, area menyelam di Bunaken, Gunung Rinjani di Lombok, dan beragam taman nasional di Sumatera adalah perumpamaan tujuan wisata alam di Indonesia.
Tempat-tempat wisata tersebut telah di dukung dengan warisan budaya yang kaya yang mencerminkan histori dan keberagaman etnis Indonesia yang dinamis dengan 719 bhs tempat yang dituturkan di semua kepulauan tsb.
Candi Prambanan dan Borobudur, Kab Tana Toraja, Yogyakarta, Minangkabau, dan Bali adalah perumpamaan tujuan wisata budaya di Indonesia. Sampai 2010, ada 7 lokasi di Indonesia yang sudah ditetapkan oleh UNESCO yang masuk dlm daftar Website Warisan Dunia.
Selain itu, empat wakil lain juga ditetapkan UNESCO dlm Daftar Representatif Budaya Bukan Benda Warisan Manusia yakni wayang, keris, batik serta angklung.
Menurut data dari Badan Pusat Statistik, sebelas provinsi yang sangat kerap dikunjungi oleh beberapa turis yaitu Bali, Jawa Barat, Prov Jawa Tengah, Jawa Timur, DKI Jakarta, Sumatera Utara, Prov  Lampung, Sulawesi Selatan, Prov Sumatera Selatan, Banten dan Sumatera Barat.

Untuk Liburan

Lebih kurang 59% turis berkunjung ke Indonesia utk tujuan liburan, sesaat 38% utk tujuan usaha. Singapura dan Malaysia yaitu dua negara dengan catatan jumlah wisatawan paling banyak yang datang ke Indonesia dari lokasi ASEAN.
Selain dari Asia (tak terhitung ASEAN) wisatawan Jepang ada di urutan pertama disusul RRC, selanjutnya Korea Selatan, kemudian Taiwan dan yang terakhir India. Jumlah pendatang paling banyak dari lokasi Eropa datang dari negara Britania Raya disusul oleh Perancis, Belanda dan juga Jerman.
Pengelolaan kepariwisataan, penetapan kebijakan nasional, urusan pemerintahan dalam bidang kebudayaan serta kepariwisataan di Indonesia diatur dan di awasi oleh Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Indonesia.

Sejarah dan Perkembangan Pariwisata Indonesia

Bidang layanan yang terkait dengan pariwisata barangkali telah berkembang sejak zaman Indonesia purba, terutama Jawa kuno era ke-8.
Sebagian panel relief di Borobudur melukiskan adegan penjual minuman, sejenis warung, kedai, atau tempat tinggal makan, dan ada bangunan yang didalamnya ada orang sedang minum-minum dan bersenang-senang, barangkali melukiskan tempat tinggal minum atau penginapan.
Indonesia mempunyai catatan histori kebudayaan pariwisata sejak era sejak era ke-14. Kakawin Nagarakretagama mencatat bahwa Raja Hayam Wuruk sudah melingkari Kerajaan Majapahit yang saat ini jadi tempat Jawa Timur memakai pedati dengan iring-iringan pejabat negara.
Catatan Perjalanan dari Bujangga Manik, seorang resi pengelana dari Hindu Pakuan Pajajaran yang ditulis pada era ke-15 menceritakan perjalanannya keliling pulau Jawa dan Bali.
Walau perjalannya berbentuk ziarah, tetapi terkadang ia menggunakan saat layaknya seorang pelancong zaman moderen: duduk, mengipasi badannya dan nikmati panorama di tempat Puncak, terutama Gunung Gede yang dia sebut sbg titik paling tinggi dari lokasi Pakuan.

Hotel Oranje
Hotel Oranje, merupakan salah satu hotel pertama yang didirikan pada zaman pemerintahan Hindia Belanda.

Pariwisata Indonesia Pada Zaman Belanda

Sesudah masuknya Bangsa Belanda ke Indonesia pada awal era ke-19, tempat Hindia Belanda mulai berkembang jadi daya tarik untuk beberapa pendatang yang datang dari Belanda.
Gubernur jenderal pada waktu itu mengambil keputusan pembentukan biro wisata yang dimaksud Vereeeging Toeristen Verkeer yang gedung kantornya juga dipakai utk maskapai penerbangan Koninklijke Nederlansch Indische Luchtfahrt Maatschapijj ( saat ini dimaksud dengan KLM ).
Hotel-hotel mulai bermunculan layaknya Hotel des Indes di Batavia, Hotel Oranje yang ada di Surabaya dan juga Hotel De Boer di Medan.
Tahun 1913, Vereeneging Touristen Verkeer bikin buku tips tentang tempat wisata di Indonesia. Sejak waktu itu, Bali mulai dikenal oleh wisatawan mancanegara dan jumlah kehadiran wisman meningkat sampai kian lebih 100% pada th. 1927.
Pada 1 Juli 1947, pemerintah Indonesia berupaya menghidupkan sektor pariwisata Indonesia membentuk badan yang diberi nama HONET ( Hotel National & Tourism ) yang diketuai oleh R. Tjitpo Ruslan.
Badan ini segera menggantikan hotel – hotel yang ada di tempat lebih kurang Jawa dan semuanya dinamai Hotel Merdeka. Sesudah Konferensi Meja Bundar, badan ini bertukar nama jadi NV HORNET. Th. 1952 cocok dengan ketentuan presiden RI, dibentuk Panitia InterDepartemental Urusan Turisme yang bertugas menjajaki kemungkinan terbukanya kembali Indonesia sbg tujuan wisata.

Pariwisata Indonesia Pada Masa Orde Baru

 Maskot Tahun Kunjungan Indonesia 1992.

Maskot Tahun Kunjungan Indonesia 1992.
Pada saat Orde Baru, jumlah kunjungan wisman ke Indonesia bertumbuh dengan cara perlahan. Pemerintah dulu mengadakan program utk menambah jumlah kehadiran wisatawan asing ke Indonesia yang dimaksud dengan tahun Kunjungan Indonesia.
Program ini menambah kunjungan turis internasional sampai 400. 000 orang. Disamping itu pada th. 1992, pemerintah mencanangkan Dekade Kunjungan Indonesia, yakni tema tahunan pariwisata s/d tahun 2000.
Keyakinan dunia internasional pada pariwisata Indonesia mulai alami penurunan pada insiden pengeboman Bali ttahun 2002 yang mengakibatkan penurunan wisatawan yang datang ke Bali sebesar 32%.
Aksi teror yang lain layaknya Bom JW Marriott 2003, Pengeboman terhadap Kedutaan Besar Australia, Bom Bali pada 2005 dan Bom Jakarta 2009 juga merubah jumlah kehadiran wisman ke Indonesia.
Aksi terorisme di Indonesia pada saat itu menyebabkan dikeluarkannya peringatan perjalanan oleh sebagian negara layaknya Australia dan Britania Raya pada th. 2006.

Tahun Kunjungan Indonesia

Pada th. 2008, pemerintah Indonesia mengadakan program Th. Kunjungan Indonesia 2008 utk menambah jumlah wisatawan nusantara dan wisatawan asing ke Indonesia, disamping itu program ini sekalian utk memperingati 100 th. kebangkitan nasional Indonesia.
Dana yang dikeluarkan utk program ini sebesar 15 juta dolar Amerika Serikat yang beberapa besar dipakai utk program pengiklanan dlm ataupun luar negeri. Hasil dari program ini yaitu peningkatan jumlah wisatawan asing yang meraih 6, 2 juta wisatawan dibanding th. pada mulanya sebesar 5, 5 juta wisatawan.
Sebagai usaha saat meningkatkan jumlah wisatawan ke Indonesia, Kementerian Kebudayaan dan juga Pariwisata Indonesia meneruskan program Th. Kunjungan Indonesia pada th. 2009 dengan tujuan 6, 4 juta wisatawan dan dapatkanan devisa sebesar 6, 4 miliar dolar Amerika Serikat.
Namun pergerakan wisatawan nusantara ditargetkan 229, 95 juta perjalanan dengan keseluruhan pengeluaran kian lebih 128, 77 triliun rupiah. Program ini difokuskan ke pertemuan, insentif, konvensi dan pertunjukan dan wisata laut. Pada th. 2010, pemerintah Indonesia mencanangkan kembali Th. Kunjungan Indonesia dan Th. Kunjung Museum 2010.
Program ini dikerjakan utk mendorong kesadaran penduduk pada museum dan menambah jumlah pengunjung museum. Pada th. 2011, pemerintah Indonesia mengambil keputusan Wonderful Indonesia sbg manajemen merk baru pariwisata Indonesia, sesaat utk tema pariwisata dipilih Eco, Culture, and MICE. Logo pariwisata terus memakai logo Th. Kunjungan Indonesia yang dipergunakan sejak th. 2008.

SUMBER : https://alampriangan.com/pariwisata-indonesia/

0 komentar:

Posting Komentar